PENYESALAN
Langit
begitu gelap tertutup kabut yang tiada henti menyembur. Bintang yang
bergelantungan kian lama kian lenyap. Gerimis dan debur ombak memecahkan
heningan malam. Sesosok bayangan hitam serasa menuju ke tengah laut di iringi
isak tangisnya yang memilukan. Tak lama kemudian datanglah seorang lelaki
bertubuh kecil dan berambut pendek menarik tangan sosok tadi yang kelihatan
telah lemah.
Sosok bayangan tadi ternyata wanita
yang tengah hamil. Dia ingin mengakhiri hidupnya yang telah hancur akibat
menyerahkan kehormatannya
kepada kekasihnya, dan setelah kekasihnya mengetahui pasangannya tengah hamil, dia langsung meninggalkannya.
kepada kekasihnya, dan setelah kekasihnya mengetahui pasangannya tengah hamil, dia langsung meninggalkannya.
“Mengapa kau tolong aku” Kata Syafitri
“Karena Kau berhak untuk hidup” Jawab
Rendra
“Percuma,
hidupku telah hancur, dan aku malu dengan diriku” Kata Syafitri
“Engkau
boleh saja mati, tapi tidak dengan janin yang ada di perutmu, dia berhak untuk
merasakan dan menghirup udara segar di dunia” Kata Rendra
“Justru
bayi ini yang membuat hidupku sengsara” Kata Syafitri sambil memukul-mukul
perutnya
Dengan sigap Rendra memegang tangan Syafitri yang
sedang kalut, tak lama kemudian perempuan itu pingsan. Dibawanya perempuan itu
oleh Rendra ke sebuah gubuk kecil yang tak jauh dari pantai. Di belinya jagung
rebus dari pak Di yang menjual jagung rebus di pinggir pantai. Tak lama
kemudian Syafitri terbangun, dan Rendra menghampiri Syafitri dan menawarkan
jagung rebus yang dibawanya kepada Syafitri.
“Sudah
bangun kamu Fit!” Kata Rendra
“Aku
dimana ini ?” Kata Syafitri dengan wajah kebingungan
“Ini
gubuk dekat pantai, tadi kamu pingsan, terus aku membawamu kesini” Jelas Rendra
“Kamu
tahu dari mana ?” Tanya Syafitri
“Kamu
masih memakai seragam sekolah” Jawab Rendra
“Oh…oh…oh…,
kenapa kamu memperdulikanku, sedangkan kedua orang tuaku sudah tak lagi mau
menganggapku anak” Kata Syafitri
“Setiap
orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anaknya, begitu juga dengan kamu, Fit”
Kata Rendra
“Kamu
siapa ? Mengapa kamu ada disini ?” Tanya Syafitri
“Aku
Rendra, aku kebetulan lewat sini” Kata Rendra
“Rumah
kamu ?” Tanya Syafitri
“Rumahku
jauh, lebih baik kamu lekas habiskan jagung itu dan ku antarkan kau pulang”
Kata Rendra
“Aku
tidak mau pulang” Kata Syafitri ketus
“Kamu
tetap harus pulang, orang tuamu pasti mencarimu” Kata Rendra
“Kalau
kamu tetap memaksa aku pulang, aku akan mengulangi perbuatanku tadi” Kata
Syafitri
“Mau
kamu apa ?” Tanya Rendra
“Aku
mau ikut kamu, ikut kemanapun kamu pergi” Kata Syafitri
“Tapi
perjalananku jauh, engkau sanggup bila tiada satu gagahpun kau makan” Kata
Rendra
“Aku
tak peduli, aku tak lagi punya tujuan hidup” Kata Syafitri
“Ya
sudah, kamu boleh ikut aku” Kata Rendra
“Nah,
Begitu donk” Kata Syafitri kegirangan
Kemudian
mereka melanjutkan perjalanan. Tak tentu arah, malang melintang di dunia fana.
Beribu pengalaman mereka makan, segala kesusahan mereka minum. Hingga benih
kasih diantara merekapun bersemi. Akhirnya Rendra menikahi Syafitri ketika
kandungannya berusia 7 bulan, dengan wali hakim yang seadanya tentunya.
Syafitripun melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan.
Rendra
tersadar kalau ia tidak mungkin terus-menerus membawa anak dan istrinya terus
berkelana, dengan tujuan yang tidak pasti. Dikontraklah sebuah rumah kecil yang
dalam keadaan yang memprihatinkan. Maklum, Rendra kini hanya bekerja sebagai
tukang becak yang penghasilannya tidak menentu.
Suatu
ketika anaknya sakit, Rendra tidak memiliki uang yang cukup untuk membawanya ke
rumah sakit. Rendra tidak tahu lagi apa yang harus di perbuatnya.
Pikiran
itu ternyata membawa bencana. Becak yang dikendarai Rendra masuk ke parit. Dia
tak sadarkan diri selama 2 hari. Di saat dia pingsan, dia melihat seorang
berbaju serba putih dan memberikan sorban kepadanya seraya berkata “Kembalilah
kepada ayahmu, dia telah memaafkan kesalahanmu”.
Terbangunlah
Rendra dari pingsannya dalam keadaan bingung. Dan teringatlah kesalahan yang
telah di perbuatnya kepada ayahnya selama ini, yaitu menolak untuk di nikahkan
dengan seorang gadis, padahal sebelumnya Rendra telah berjanji.
Rendra
pulang ke pesantren ayahnya, dia meminta maaf kepada ayahnya. Kyai Aziz adalah
ayah Rendra. Kyai Aziz tetap saja menyuruh Rendra menepati janjinya kepada
seorang wanita tersebut. Namun setelah Rendra menceritakan kalau dirinya telah
menikah dan memiliki anak, diusirlah kembali Rendra dari padepokan ayahnya.
Sampai akhirnya kyai Aziz terkena serangan jantung dan sudah beberapa hari
terbaring lemah di rumah sakit. Dan akhirnya meninggal dunia.
Sejak
Rendra mengetahui ayahnya meninggal dunia, dia memutuskan kembali ke pesantren
dan mengajak istri dan anaknya tinggal di pesantren. Karena ayahnya telah
meninggal, Rendra melaksanakan wasiat ayahnya untuk menikahi wanita yang tidak
di cintainya tersebut, dengan izin Syafitri tentunya. Akhirnya Rendra bersama
anak dan kedua istrinya tinggal di pesantren dipuncak gunung Merbabu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar